Ada satu kata yang sering membuat pengusaha pemula merinding: “Akuntansi”.

Kita lebih suka sibuk menciptakan produk, melayani pelanggan, dan membuat konten kreatif. Tapi begitu berhadapan dengan angka, catatan, dan laporan, semangat langsung ciut. Rasanya rumit, membosankan, dan lebih baik dihindari.

Padahal, inilah sebuah kebenaran: Menghindari laporan keuangan sama seperti mengemudikan mobil dengan mata tertutup. Kamu mungkin masih bisa maju, tapi cepat atau lambat kamu pasti akan menabrak.

Kabar baiknya, kamu tidak perlu jadi seorang akuntan untuk mengerti kesehatan bisnismu. Lupakan dulu istilah-istilah rumit seperti neraca, ekuitas, atau jurnal pembalik.

Untuk memulai, kamu hanya butuh dua laporan super simpel ini. Anggaplah ini sebagai GPS dan rapor bisnismu. Keduanya wajib kamu miliki dan perbarui setiap bulan.

 

1. Laporan Arus Kas (GPS Keuanganmu)

Ini adalah laporan paling krusial untuk kelangsungan hidup bisnismu. Tujuannya sederhana: melacak semua uang yang benar-benar masuk dan keluar dari rekening bisnismu. Laporan ini menjawab pertanyaan, “Apakah bulan ini saya punya cukup uang untuk operasional?”

Ini adalah GPS-mu. Ia memberitahu posisimu saat ini dan membantumu menghindari “jurang” kehabisan uang tunai.

Cara Membuatnya (Cukup dengan 3 Kolom):

Buatlah tabel sederhana. Kamu bisa menggunakan buku tulis atau spreadsheet (Google Sheets/Excel).

Tanggal Keterangan Uang Masuk Uang Keluar
01/09 Penjualan 5 Brownies Rp 225.000
02/09 Beli bahan baku Rp 500.000
03/09 Bayar iklan Instagram Rp 100.000
03/09 Penjualan 10 Brownies Rp 450.000
Total Rp 675.000 Rp 600.000

Di akhir bulan, hitung selisihnya: Total Uang Masuk – Total Uang Keluar.

  • Rp 675.000 – Rp 600.000 = + Rp 75.000
  • Hasil positif berarti arus kasmu sehat bulan ini. Hasil negatif adalah lampu kuning, kamu harus waspada!

 

2. Laporan Laba Rugi (Rapor Bisnismu)

Jika Arus Kas adalah tentang bertahan hidup, Laba Rugi adalah tentang kesehatan dan pertumbuhan. Laporan ini menjawab pertanyaan paling penting: “Setelah dikurangi semua biaya, bisnis saya sebenarnya UNTUNG atau RUGI?”

Ini adalah rapor bulananmu. Ia memberitahu apakah strategimu sudah benar dan bisnismu berkelanjutan.

Cara Membuatnya (Rumus Sederhana):

Laba Bersih = Pendapatan – Harga Pokok Penjualan (HPP) – Biaya Operasional

  1. Pendapatan: Total omzet atau penjualan kotor dalam sebulan.
    • Contoh: Rp 5.000.000
  2. Harga Pokok Penjualan (HPP): Total biaya bahan baku dan kemasan dari produk yang terjual.
    • Contoh: Rp 2.000.000
  3. Biaya Operasional: Semua biaya lain untuk menjalankan bisnis (iklan, internet, transportasi, gaji untuk dirimu sendiri, dll).
    • Contoh: Rp 1.500.000

Perhitungan Laba Rugi:

  • Rp 5.000.000 (Pendapatan) – Rp 2.000.000 (HPP) – Rp 1.500.000 (Biaya Operasional) = Rp 1.500.000 (Laba Bersih)
  • Selamat! Rapormu menunjukkan nilai positif, artinya bisnismu untung bulan ini.

Hanya dengan dua laporan ini, kamu akan mendapatkan kekuatan super: Kejelasan. Kamu bisa membuat keputusan berdasarkan data, bukan lagi perasaan. Kamu tahu kapan harus berhemat, kapan bisa berinvestasi lagi, dan berapa harga jual yang paling pas.

Membuat laporan ini adalah langkah pertama. Langkah selanjutnya adalah belajar bagaimana ‘membaca’ data ini untuk membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas: bagaimana cara menaikkan laba, bagaimana cara membuat arus kas lebih efisien?

Di UMKM Akademi, kami mengubah angka-angka yang membingungkan ini menjadi strategi bisnis yang bisa kamu terapkan. Kami memandumu untuk tidak hanya sekadar mencatat, tapi juga memahami dan mengambil tindakan dari laporan keuanganmu.

Berhentilah mengemudi dengan mata tertutup. Ambil kendali bisnismu sekarang dengan membuat laporan keuangan super simpel ini, dan pertajam analisismu bersama kami di UMKM Akademi!

Sebuah langkah nyata  bagaimana membangun bisnis dari nol, UMKM Akademi PTP menjadi simulasi untuk belajar berusaha, UMKM Akademi PTP merupakan program Tanggung Jawab Sosial PTP Terminal Non Petikemas