Minggu malam. Saat yang tepat untuk sedikit merenung dan jujur pada diri sendiri. Kamu mungkin pernah mendengar statistik yang mengerikan itu, yang sering berbisik di saat kamu ragu: 9 dari 10 usaha baru gagal di tahun-tahun pertama mereka.
Angka itu terdengar seperti vonis. Seolah-olah kesuksesan adalah undian acak dan peluangmu untuk menang sangat kecil.
Tapi bagaimana jika aku bilang, kegagalan itu bukanlah soal nasib buruk? Kegagalan, dalam banyak kasus, adalah hasil dari pola dan kesalahan yang bisa diprediksi. Dan jika sesuatu bisa diprediksi, artinya itu bisa dicegah.
Menjadi yang ke-10 yang bertahan bukanlah keajaiban. Itu adalah sebuah pilihan strategis. Ini adalah “contekan” dari pola pikir dan tindakan yang dilakukan oleh mereka yang berhasil melewati badai di awal perjalanan bisnis.
Pilar #1: Mulai dari Masalah, Bukan dari Produk
Ini adalah penyebab kegagalan nomor satu. Banyak dari kita membuat produk yang kita sukai, kita anggap keren, lalu berharap pasar akan ikut menyukainya. Ini sama seperti membangun sebuah kunci tanpa tahu lubang kuncinya seperti apa.
- Yang 9 lakukan: Mereka jatuh cinta pada ide produknya.
- Yang ke-10 lakukan: Mereka jatuh cinta pada masalah pelanggannya. Mereka melakukan “tes ombak”, riset, dan validasi untuk memastikan solusi yang mereka tawarkan benar-benar dibutuhkan. Mereka tidak bertanya “Bagaimana cara menjual produk ini?”, tapi “Masalah apa yang bisa aku selesaikan untuk mereka?”
Pilar #2: Pahami Angka, Bukan Cuma Jualan
Bisnis bisa terlihat sangat sibuk—orderan banyak, aktivitas tinggi—tapi di akhir bulan, uangnya entah ke mana. Inilah jebakan “sibuk tapi boncos”. Gagal mengelola keuangan adalah pembunuh senyap bagi usaha baru.
- Yang 9 lakukan: Mereka mencampuradukkan uang pribadi dan bisnis. Mereka tidak tahu berapa HPP (Harga Pokok Penjualan) produknya. Mereka tidak pernah melacak arus kas.
- Yang ke-10 lakukan: Mereka disiplin sejak detik pertama. Mereka memisahkan rekening, membuat laporan keuangan super simpel, tahu persis berapa margin keuntungan, dan mengambil keputusan berdasarkan data angka, bukan hanya perasaan.
Pilar #3: Bangun Hubungan, Bukan Cuma Transaksi
Mencari pelanggan baru itu sulit dan mahal. Bisnis yang hanya fokus pada penjualan sekali putus akan selalu kelelahan mencari mangsa baru. Satu bulan sepi orderan bisa langsung membuat mereka goyah.
- Yang 9 lakukan: Mereka menganggap penjualan sebagai garis finis.
- Yang ke-10 lakukan: Mereka menganggap penjualan sebagai garis start. Mereka berinvestasi pada pengalaman setelah pembelian, menjalin komunikasi, dan memberikan sentuhan personal. Mereka membangun loyalitas, mengubah pembeli pertama menjadi pelanggan setia yang akan menjadi tim marketing gratis terbaik mereka.
Pilar #4: Ciptakan Sistem, Bukan Cuma Mengandalkan Semangat
Semangat dan kerja keras adalah modal awal yang luar biasa. Tapi, semangat punya batas. Kamu akan lelah, kamu bisa sakit, dan waktumu hanya 24 jam. Bisnis yang 100% bergantung pada kehadiran dan energimu tidak akan bisa bertahan lama, apalagi berkembang.
- Yang 9 lakukan: Mereka bekerja di dalam bisnisnya (menjadi admin, tukang packing, kurir).
- Yang ke-10 lakukan: Mereka juga mulai membangun sistem untuk bekerja untuk bisnisnya. Mereka membuat “contekan pintar” (SOP) agar kualitas terjaga, mendelegasikan tugas repetitif, dan menggunakan teknologi sederhana untuk otomatisasi. Mereka membangun mesin yang bisa tetap berjalan, bahkan saat mereka sedang istirahat.
Menjadi yang ke-10 yang bertahan bukanlah tentang memiliki modal paling besar atau ide paling orisinal di dunia. Ini adalah tentang menjadi yang paling disiplin, paling strategis, dan paling terhubung dengan pelangganmu.
Perjalanan ini panjang dan tidak akan selalu mudah. Tapi kamu tidak harus melewatinya sendirian, meraba-raba dalam gelap.
Di UMKM Akademi, kami telah menyusun peta dan menyediakan kompas untukmu. Setiap pilar yang disebutkan di atas—dari riset pasar, manajemen keuangan, loyalitas pelanggan, hingga membangun sistem—semuanya kami kupas tuntas dalam panduan dan kelas yang praktis.
Kegagalan mungkin sebuah statistik, tapi keberhasilan adalah sebuah strategi. Mari bangun strategimu untuk bertahan dan menang bersama kami di UMKM Akademi!
Sebuah langkah nyata bagaimana membangun bisnis dari nol, UMKM Akademi PTP menjadi simulasi untuk belajar berusaha, UMKM Akademi PTP merupakan program Tanggung Jawab Sosial PTP Terminal Non Petikemas
